HALL OF FAME: ARCHIMEDES

Kalau ditanya ilmuan, pasti anda hanya menyebutkan nama yang itu-itu aja. Yah Albert Einsteinlah, ya Thomas Alva Edison lah, ya Galileo lah, atau yang lain semacamnya. Tapi, kalau ilmuan yang dapat menyaingi mereka (orang-orang yang saya sebutkan tadi..) yang hidup di jaman sebelum Masehi? Mungkin otak anda akan menemukan satu nama. Inilah ilmuan Yunani dengan konsep-konsep mengagumkannya, Archimedes.



Tentang Archimedes

Archimedes lahir pada 287 SM di Syracues, koloni Yunani yang sekarang dikenal Sisilia. Keluarganya adalah kelas aristrokrat. Ayahnya, seorang astronom yang bernama Pheidias yang mempunyai hubungan dengan Raja Hiron II yang berkuasa di Syreceus pada masa itu. Tak heran jika Archimedes berteman baik dengan Gelon, putra sang Raja. Kelak dua sahabat ini menjadi matematikawan andalan raja. Dalam masa mudanya, Archimedes diperkirakan mendapatkan pendidikannya di Alexandria, Mesir.

Ide-Ide Menakjubkan

Banyak sekali penemuan-penemuannya yang legendris dan saat ini masih dipakai. Dialah yang menemukan konsep sistem katrol dan tuas. Dia juga dapat memindahkan air dari bawah ke atas permukaan dengan alatnya yang disebut 'Archimedes Screw' atau sekrup Archimedes (gambar di samping), yang sampai sekarang masih banyak digunakan di negara-negara berkembang. Dan iapun juga yang menemukan angka legendaris Phi, dengan keakuratan yang lebih baik dari ilmuan lainnya.



Hukum Hidrostatis dan Firasat Sang Raja
Inilah penemuan yang paling terkenal dari Archimedes.

Raja Hieron II (sohibnya mbah Archimedes ni..) meminta seorang tukang untuk membuat mahkota yang terbuat dari emas murni. Setelah dibuatkan, sang raja curiga terhadap mahkotanya. Dia curiga kalau mahkotanya dicampur dengan timah (ada beberapa versi yang menyebutkan mahkotanya dicampur perak). Karena ingin membuktikan kecurigaannya, maka dipanggilah Archimedes untuk membuktikan kecurigaan sang raja. Awalnya Archimedes bingung setengah mati dengan masalah yang dihadapinya (sampai kepalanya cenat cenut..).

Suatu hari sang ilmuan lelah. Iapun melepaskan rasa lelahnya dengan nyebur ke bak mandi, yang sebenarnya merupakan bak mandi umum. Karena airnya banyak, maka ada air yang tumpah dari bak mandi. Diperhatikanlah oleh Archimedes air yang tumpah itu. Entah apa setan apa yang merasukinya, ia bangkit berdiri dan berlari sepanjang jalan ke rumah dengan telanjang bulat, tanpa handuk (jangan ditiru ya..). Setiba di rumah ia berteriak pada istrinya, "Eureka! Eureka!". Eureka sendiri artinya "sudah kutemukan !". Sontak, kata Eureka selalu dikaitkan dengan Archimedes.

Dengan hati yang berbunga-bunga ia langsung menemuI Raja Hieron II dan memberitahukan idenya: dengan volume mahkota yang sama, mahkota yang dicampur akan menumpahkan air yang lebih banyak dari mahkota dengan emas murni. Dan pembuktian menunjukkan hipotesis Archimedes adalah benar adanya. Tukang itupun terbukti bersalah dan akhirnya dihukum mati. Peristiwa inilah yang mengilhami adanya Hukum Hidrostatis

Archimedes Heat Ray

Menurut kisah yang diceritakan oleh Lucian, seorang penulis asal Yunani abad kedua, terjadi sebuah penyerangan oleh armada Triremes ketika mereka sampai di kota Syracuse. Karena serangan yang mendadak dan besar, pihak Yunani hampir saja kewalahan untuk membendung serangan dari Triremes tersebut. Singkat cerita, Archimedes pun diminta untuk membuat sebuah senjata untuk mengalahkan armada bangsa Triremes dengan ilmu pengetahuannya.



Lalu, beberapa saat kemudian, terciptalah sebuah alat yang dapat menghasilkan panas yang cukup untuk membakar kapal dengan memanfaatkan sinar matahari. Alat yang sebagian besar menggunakan cermin sebagai "senjata" utamanya tersebut memadukan cara kerja kaca pembesar atau LUV dengan cermin. Jadi, beberapa cermin diletakkan dengan posisi yang telah diatur sebelumnya, lalu pantulan yang dihasilkan oleh cermin - cermin tadi difokuskan kepada satu titik, dan akhirnya... panas yang dihasilkan tersebut membakar kapal yang terbuat dari kayu, karena itu alat ini terkadang juga disebut dengan Archimedes Heat Ray. Menurut kisah, Yunani berhasil mempertahankan kota Syracuse dengan menggunakan senjata hasil rancangan Archimedes tersebut.

Kematian Archimedes

Nah, cerianya pada 212 SM, Syracuse jatuh ketangan Romawi. Marcellus (pihak Romawi yang menundukkan Syracuse) didampingi pada prajuritnya kemudian mendatangi pencipta alat yang membuat semua petaka bagi tentara Romawi. Saat itu Archimedes sedang menggambar diagram di pasir. Pikiran dan matanya hanya terpusat pada diagram-diagram yang digambarnya.

Archimedes tidak mempedulikan situasi disekilingnya. Marcellus dan pasukan pengikutnya dia mengamati sampai akhirnya seorang prajurit kehilangan kesabaran. Sang prajurit menghampiri dan memerintahkan Archimedes untuk menghadap komandan mereka. Namun, Archimedes berkata bahwa dia akan mengahadap setelah menyeleseikan problem dan memberikan pembuktiaanya.

Sang prajurit hilang kesabaran. Dia maju untuk menangkap Archimedes. “Jangan sentuh llingkaran-lingkaran yang aku buat!”, teriak Archimedes ketika prajurit itu menginjak gambar diagram di atas pasir. Sang prajurit marah, menghunus pedang, dan membunuh Archimedes yang pada waktu itu berusia 75 tahun. Sungguh tragis, seorang ilmuan yang sedang mengerjakan proyeknya dibunuh.

Yah, sekian dulu cerita dari sang master ini. Maaf kalau kurang lengkap, maklum sumber juga terbatas.. Sekian dulu ya. Semoga ini dapat menginspirasi anda menjadi orang yang lebih baik..

0 komentar:

Posting Komentar

Kalau habis membaca, ngga seru rasanya kalau tidak dikomentari..
Maka dari itu, bagi yang mau berkomentar, silakan post komentar anda di sini..
Dan terima kasih telah berkunjung..